Kamis, 18 Agustus 2011

6 pembunuh terbesar di Jalan Raya

(sumber lengkap di tabloid AUTOBILD edisi 192 1-14 september 2010)

Data PBB 5 th yang lalu menyebutkan, tingkat kematian di jalan raya dunia mencapai 1 juta orang per tahun. 85% diantaranya berasal dari negara berkembang dan dari Indonesia sendiri ‘menyumbang’ angka 20 ribu nyawa per tahun. (data kepolisian tahun 2009)
Karena d inegara kita belum ada penelitian ilmiah yang mengkaji penyebab dari tiap kecelakaan, disini dipaparkan hasil penelitian dari Amerika yakni dari NHTSA (National Highway transportation safety board).
Berikut hasil 6 besar penyebab kecelakaan di jalan raya dari hasil penelitian negeri paman Sam tersebut.
(lengkapnya silahkan baca di tabloid Autobild edisi 192 tanggal 1-14 september 2010)

Peringkat Pertama – GANGGUAN (distraction) – prosentase fatalitas 55%
Yang dimaksud penyebab disini adalah segala hal yang menyebabkan hilangnya konsentrasi pengemudi alias konsentrasi pengemudi TIDAK 100% di jalan raya. Diantara yang termasuk Gangguan ini diantaranya:
-    Menelpon atau SMS
-    Mengalihkan pandangan mata ke arah selain Jalan
-    Mengatur Audio atau video
-    Mengurusi anak di mobil
-    Membaca koran atau dokumen
-    Dll
Tipsnya…. Good Driver, Just Drive, pengemudi yang baik, tetap mengemudi

Peringkat kedua – LELAH dan MENGANTUK – prosentase fatalitas 45%
Karena ini faktor siklus biologis manusia, tipsnya, jika mengantuk, berhentilah di tempat yang aman, dan beristirahatlah sejenak.

Peringkat ketiga – PENGARUH ALKOHOL ATAU OBAT-OBATAN – prosentase fatalitas 30%
Selain minuman beralkohol pada penyebab ini, juga termasuk pengaruh minum obat yang menimbulkan rasa kantuk.

Peringkat keempat – KECEPATAN – prosentase fatalitas 21%

Peringkat kelima – MENGEMUDI AGRESIF – prosentase fatalitas 10%
Tipsnya gampang tapi sulit, yakni bersikap positif thinking, rendah hati, serta berangkatlah tepat waktu.

Peringkat keenam – Cuaca – Prosentase fatalitas 8%
Hal ini berkaitan dengan 2 hal, yakni daya pandang yang lebih terbatas dan kondisi cengkaram kendaraan ke jalan memburuk dibandingkan cuaca normal.
Tipsnya, berusaha untuk sadar bahwa ketika kondisi cuaca tidak normal, maka bersikaplah sesuai dengan cuaca jangan disamakan ketika normal.

Demikian uraian/resensi topik dalam tabloid autobild edisi 192.
Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar